Monday, December 9, 2019

Ngentot Dengan Guru

Vera adalah seorang guru sejarah di smu, Umurnya 30 tahun, cerai tanpa anak, Kata orang dia mirip Demi Moore di film Striptease. Tinggi 170, 50 kg, dan 36B. Semua murid-muridnya, terutama yang laki-laki pengin banget melihat tubuh polosnya. Poker online terbesar di Indonesia
Suatu hari Vera terpaksa harus memanggil salah satu muridnya ke rumahnya, untuk ulangan susulan. Si Anton harus mengulang karena ia kedapatan menyontek di kelas. Anton juga terkenal karena kekekaran tubuhnya, maklum dia sudah sejak SD bergulat dengan olah raga beladiri, karenanya ia harus menjaga kebugaran tubuhnya.
Bagi Vera, kedatangan Anton ke rumahnya juga merupakan suatu kebetulan. Ia juga diam-diam naksir dengan anak itu. Karenanya ia bermaksud memberi anak itu ‘pelajaran’ tambahan di Minggu siang ini.”Sudah selesai Anton?”, Vera masuk kembali ke ruang tamu setelah meninggalkan Anton selama satu jam untuk mengerjakan soal-soal yang diberikannya.”Hampir bu””Kalau sudah nanti masuk ke ruang tengah ya saya tinggal ke belakang..””Iya..””Bu Vera, Saya sudah selesai”, Anton masuk ke ruang tengah sambil membawapekerjaannya.”Ibu dimana?””Ada di kamar.., Anton sebentar ya”, Vera berusaha membetulkan t-shirtnya. Ia sengaja mencopot BH-nya untuk merangsang muridnya itu. Di balik kaus longgarnya itu bentuk payudaranya terlihat jelas, terlebih lagi puting susunya yang menyembul.
Begitu ia keluar, mata Anton nyaris copot karena melotot, melihat tubuh gurunya. Vera membiarkan rambut panjangnya tergerai bebas, tidak seperti biasanya saat ia tampil di muka murid-muridnya.”Kenapa ayo duduk dulu, Ibu periksa..”Muka Anton merah karena malu, karena Vera tersenyum saat pandangannya terarah ke buah dadanya.”Bagus bagus…, Kamu bisa gitu kok pakai menyontek segala..?””Maaf Bu, hari itu saya lupa untuk belajar..””oo…, begitu to?””Anton kamu mau menolong saya?”, Vera merapatkan duduknya di karpet ke tubuh muridnya.”Apa Ibu?”, tubuh Anton bergetar ketika tangan gurunya itu merangkul dirinya, sementara tangan Vera yang satu mengusap-uasap daerah ‘vital’ nya.”Tolong Ibu ya…, dan janji jangan bocorkan pada siapa–siapa”.”Tapi tapi…, Saya”.”Kenapa?, oo…, kamu masih perawan ya?”.Muka Anton langsung saja merah mendengar perkataan Vera”Iya””Nggak apa-apa”, Ibu bimbing ya.
Vera kemudian duduk di pangkuan Anton. Bibir keduanya kemudian saling berpagutan, Vera yang agresif karena haus akan kehangatan dan Anton yang menurut saja ketika tubuh hangat gurunya menekan ke dadanya. Ia bisa merasakan puting susu Vera yang mengeras. Lidah Vera menjelajahi mulut Anton, mencari lidahnya untuk kemudian saling berpagutan bagai ular.
Setelah puas, Vera kemudian berdiri di depan muridnya yang masih melongo. Satu demi satu pakaiannya berjatuhan ke lantai. Tubuhnya yang polos seakan akan menantang untuk diberi kehangatan oleh perjaka yang juga muridnya ini.”Lepaskan pakaiannmu Anton”, Vera berkata sambil merebahkan dirinya di karpet. Rambut panjangnya tergerai bagai sutera ditindihi tubuhnya.”Ahh cepat Anton”, Vera mendesah tidak sabar.
Anton kemudian berlutut di samping gurunya. Ia tidak tahu apa yang harus dilakukan. Pengetahuannya tentang seks hanya di dapatnya dari buku dan video saja.”Anton…, letakkan tanganmu di dada Ibu”,Dengan gemetar Anton meletakkan tangannya di dada Vera yang turun naik. Tangannya kemudian dibimbing untuk meremas-remas payudara Vera yang montok itu.”Oohh…, enakk…, begitu caranya…, remas pelan-pelan, rasakan putingnya menegang..” Dengan semangat Anton melakukan apa yang gurunya katakan.”Ibu…, Boleh saya hisap susu Ibu?”.Vera tersenyum mendengar pertanyaan muridnya, yang berkata sambil menunduk, “Boleh…, lakukan apa yang kamu suka”. Poker online terbesar di Indonesia
Tubuh Vera menegang ketika merasakan jilatan dan hisapan mulut pemuda itu di susunya. Perasaan yang ia pernah rasakan 3 tahun lalu saat ia masih bersama suaminya.”Oohh…, jilat terus sayang…, ohh”, Tangan Vera mendekap erat kepala Anton ke payudaranya.
Anton semakin buas menjilati puting susu gurunya tersebut, mulutnya tanpa ia sadari menimbulkan bunyi yang nyaring. Hisapan Anton makin keras, bahkan tanpa ia sadari ia gigit-gigit ringan puting gurunya tersebut.”mm…, nakal kamu”, Vera tersenyum merasakan tingkah muridnya itu.”Sekarang coba kamu lihat daerah bawah pusar Ibu”.Anton menurut saja. Duduk diantara kaki Vera yang membuka lebar. Vera kemudian menyandarkan punggungya pada dinding di belakangnya.”Coba kamu rasakan”, ia membimbing telunjuk Anton memasuki vaginanya.”Hangat Bu..”Bisa kamu rasakan ada semacam pentil…?””Iya..””Itu yang dinamakan kelentit, itu adalah titik peka cewek juga. Coba kamu gosok-gosok”Pelan-pelan jari Anton mengusap-usap clitoris yang mulai menyembul itu.”Terus…, oohh…, ya…, gosok…, gosok”, Vera mengerinjal-gerinjal keenakan ketika clitorisnya digosok-gosok oleh Anton.”Kalo diginiin nikmat ya Bu?”, Anton tersenyum sambil terus menggosok-gosok jarinya.”Oohh…, Antono…, mm”, tubuh Rini telah basah oleh peluh, pikirannya serasa di awang-awang, sementara bibirnya merintih-rintih keenakan.
Tangan Anton semakin berani mempermainkan clitoris gurunya yang makin bergelora dirangsang birahi. Nafasnya yang semakin memburu pertanda pertahanan gurunya akan segera jebol.”Ooaahh…, Anntoo”, Tangan Vera mencengkeram pundak muridnya, sementara tubuhnya menegang dan otot-otot kewanitaannya menegang. Matanya terpejam sesaat, menikmati kenikmatan yang telah lama tidak dirasakannya.”Hmm…, kamu lihai Anton…, Sekarang…, coba kamu berbaring”.Anton menurut saja. Penisnya segera menegang ketika merasakan tangan lembut gurunya.”Wah…, wahh.., besar sekali”, tangan Vera segera mengusap-usap penis yang telah mengeras tersebut.
Segera saja benda panjang dan berdenyut-denyut itu masuk ke mulut Vera. Ia segera menjilati penis muridnya itu dengan penuh semangat. Kepala penis muridnya itu dihisapnya keras-keras, sehingga Anton merintih keenakan.”Ahh…, enakk…,enakk”, Anton tanpa sadar menyodok-nyodokkan pinggulnya untuk semakin menekan penisnya makin ke dalam kuluman Vera. Gerakannya makin cepat seiring semakin kerasnya hisapan Vera.”oohh Ibu…, Ibbuu”Muncratlah cairan mani Anton di dalam mulut Vera, yang segera menjilati cairan itu hingga tuntas.”Hmm…, manis rasanya Anton”, Vera masih tetap menjilati penis muridnya yang masih tegak.”Sebentar ya aku mau minum dulu”.
Ketika Vera sedang membelakangi muridnya sambil menenggak es teh dari kulkas. Tiba-tiba ia merasakan seseorang mendekapnya dari belakang.”Anton…, biar Ibu minum dulu”.”Tidak…, nikmati saja ini”, Anton yang masih tegang berat mendorong Vera ke kulkas.Gelas yang dipegang Vera jatuh, untungnya tidak pecah. Tangan Vera kini menopang tubuhnya ke permukaan pintu kulkas.”Ibu…, sekarang!””Ahhkk”, Vera berteriak, saat Anton menyodokkan penisnya dengan keras ke liang vaginanya dari belakang. Dalam hatinya ia sangat menikmati hal ini, pemuda yang tadinya pasif berubah menjadi liar.”Antono…, enakk…, ohh…, ohh”. Tubuh Vera bagai tanpa tenaga menikmati kenikmatan yang tiada taranya. Tangan Anton satu menyangga tubuhnya, sementara yang lain meremas payudaranya. Dan penisnya yang keras melumat liang vaginanya.”Ibu menikmati ini khan”, bisik Anton di telinganya”Ahh…, hh”, Vera hanya merintih, setiap merasakan sodokan keras dari belakang.”Jawab…, Ibu”, dengan keras Anton mengulangi sodokannya.”Ahh…,iyaa””Anton…, Anton jangann…, di dal.. La” belum sempat ia meneruskan kalimatnya, Vera telah merasakan cairan hangat di liang vaginanya menyemprot keras. Kepalang basah ia kemudian menyodokkan keras pinggulnya.”Uuhgghh”, penis Anton yang berlepotan mani itupun amblas lagi ke dalam liang Vera.”Ahh”.
Kedua insan itupun tergolek lemas menikmati apa yang baru saja mereka rasakan.
Setelah kejadian dengan Anton, Vera masih sering bertemu dengannya guna mengulangi lagi perbuatan mereka. Namun yang mengganjal hati Vera adalah jika Anton kemudian membocorkan hal ini ke teman-temannya.
Ketika Vera berjalan menuju mobilnya seusai sekolah bubar, perhatiannya tertumbuk pada seorang muridnya yang duduk di sepeda motor di samping mobilnya, katakanlah dia Rian. Ia berbeda dengan Anton, anaknya agak pembuat onar jika di kelas, kekar dan nakal. Hatinya agak tidak enak melihat situasi ini.”Bu Vera salam dari Anton”, Rian melemparkan senyum sambil duduk di sepeda motornya.”Terima kasih, boleh saya masuk”, Ia harus berkata begitu karena sepeda motor Rian menghalangi pintu mobilnya.”Boleh…, boleh Bu saya juga ingin pelajaran tambahan seperti Anton.”Langkah Vera terhenti seketika. Namun otaknya masih berfungsi normal, meskupun sempat kaget.”Kamu kan nilainya bagus, nggak ada masalah kan..”, sambil duduk di balik kemudi.”Ada sedikit sih kalau Ibu nggak bisa mungkin kepala guru bisa membantu saya, sekaligus melaporkan pelajaran Anton”, Rian tersenyum penuh kemenangan.”Apa hubungannya?”, Keringat mulai menetes di dahi Vera.”Sudahlah kita sama-sama tahu Bu. Saya jamin pasti puas”. Poker online terbesar di Indonesia
Tanpa menghiraukan omongan muridnya, Vera langsung menjalankan mobilnya ke rumahnya. Namun ia sempat mengamati bahwa muridnya itu mengikutinya terus hingga ia menikung untuk masuk kompleks perumahan.Setelah mandi air hangat, ia bermaksud menonton TV di ruang tengah. Namun ketika ia hendak duduk pintu depan diketuk oleh seseorang. Vera segera menuju pintu itu, ia mengira Anton yang datang. Ternyata ketika dibuka”Rian! Kenapa kamu ngikuutin saya!”, Vera agak jengkel dengan muridnya ini.”Boleh saya masuk?”.”Tidak!”.”Apa guru-guru perlu tahu rahasiamu?”.”!!”dengan geram ia mempersilakan Rian masuk.”Enak ya rumahnya, Bu”, dengan santainya ia duduk di dekat TV. “Pantas aja Anton senang di sini”.”Apa hubunganmu dengan Anton?, Itu urusan kami berdua”, dengan ketus Vera bertanya.”Dia teman dekat saya. Tidak ada rahasia diantara kami berdua”.”Jadi artinya”, Kali ini Vera benar-benar kehabisan akal. Tidak tahu harus berbuat apa.”Bu, kalo saya mau melayani Ibu lebih baik dari Anton, mau?”, Rian bangkit dari duduknya dan berdiri di depan Vera.Vera masih belum bisa menjawab pertanyaan muridnya itu. Tubuhnya panas dingin.
Vera masih belum bisa menjawab pertanyaan muridnya itu. Tubuhnya panas dingin. Belum sempat ia menjawab, Rian telah membuka ritsluiting celananya. Dan setelah beberapa saat penisnya meyembul dan telah berada di hadapannya.”Bagaimana Bu, lebih besar dari Anton khan?”.Rian ternyata lebih agresif dari Anton, dengan satu gerakan meraih kepala Vera dan memasukkan penisnya ke mulut Vera.”Mmpfpphh”.”Ahh yaa…, memang Ibu pandai dalam hal ini. Nikmati saja Bu…, nikmat kok”Rupanya nafsu menguasai diri Vera, menikmati penis yang besar di dalam mulutnya, ia segera mengulumnya bagai permen. Dijilatinya kepala penis pemuda itu dengan semangat. Kontan saja Rian merintih keenakan.”Aduhh…, nikmat sekali Bu oohh”, Rian menyodok-nyodokkan penisnya ke dalam mulut Vera, sementara tangannya meremas-remas rambut ibu gurunya itu. Vera merasakan penis yang diisapnya berdenyut-denyut. Rupanya Rian sudah hendak keluar.”oohh…, Ibu enakk…, enakk…, aahh”.Cairan mani Rian muncrat di mulut Vera, yang segera menelannya. Dijilatinya penis yang berlepotan itu hingga bersih. Kemudian ia berdiri.”Sudahh…, sudah selesai kamu bisa pulang”, Namun Vera tidak bisa memungkiri perasaannya. Ia menikmati mani Rian yang manis itu serta membayangkan bagaimana rasanya jika penis yang besar itu masuk ke vaginanya.”Bu, ini belum selesai. Mari ke kamar, akan saya perlihatkan permainan yang sebenarnya.””Apa! beraninya kamu memerintah!”, Namun dalam hatinya ia mau. Karenanya tanpa berkata-kata ia berjalan ke kamarnya, Rian mengikuti saja.
Setelah ia di dalam, Vera tetap berdiri membelakangi muridnya itu. Ia mendengar suara pakaian jatuh, dugaannya pasti Rian sedang mencopoti pakaiannya. Ia pun segera mengikuti jejak Rian. Namun ketika ia hendak melepaskan kancing dasternya.”Sini saya teruskan”, ia mendengar Rian berbisik ke telinganya. Tangan Rian segera membuka kancing dasternya yang terletak di bagian depan. Kemudian setelah dasternya jatuh ke lantai, tangan itupun meraba-raba payudaranya. Vera juga merasakan penis pemuda itu diantara belahan pantatnya.”Gilaa…, besar amat”, pikirnya. Tak lama kemudian iapun dalam keadaan polos. Penis Rian digosok-gosokkan di antara pantatnya, sementara tangan pemuda itu meremasi payudaranya. Ketika jemari Rian meremas puting susu Vera, erangan kenikmatan pun keluar.”mm oohh”.Rian tetap melakukan aksi peremasan itu dengan satu tangan, sementara tangan satunya melakukan operasi ke vagina Vera.”Rian…, aahh…, aahh”, Tubuh Vera menegang saat pentil clitorisnya ditekan-tekan oleh Rian.”Enak Bu?”, Rian kembali berbisik di telinga gurunya yang telah terbakar oleh api birahi itu.
Vera hanya bisa menngerang, mendesah, dan berteriak lirih. Saat usapan, remasan, dan pekerjaan tangan Rian dikombinasi dengan gigitan ringan di lehernya. Tiba-tiba Rian mendorong tubuh Vera agar membungkuk. Kakinya di lebarkan.”Kata Anton ini posisi yang disukai Ibu””Ahhkk…, hmm…, hmmpp”, Vera menjerit, saat Rian dengan keras menghunjamkan penisnya ke liang vaginanya dari belakang.””Ugghh…, innii…, innii”, Rian medengus penuh gairah dengan tiap hunjaman penisnya ke liang Vera. Verapun berteriak-teriak kenikmatan, saat liang vaginanya yang sempit itu dilebarkan secara cepat.”Adduuhh…, teruss.., teruss Riana…, oohh”, Kepala ibu guru itu berayun-ayun, terpengaruh oleh sodokan Rian. Tangan Rian mencengkeram pundak Vera, seolah-olah mengarahkan tubuh gurunya itu agar semakin cepat saja menelan penisnya.”Oohh Vera…, Rinnaa”.Vera segera merasakan cairan hangat menyemprot di dalam vaginanya dengan deras. Matanya terpejam menikmati perasaan yang tidak bisa ia bayangkan.
Vera masih tergolek kelelahan di tempat tidur. Rambutnya yang hitam panjang menutupi bantalnya, dadanya yang indah naik-turun mengikuti irama nafasnya. Sementara itu vaginanya sangat becek, berlepotan mani Rian dan maninya sendiri. Rian juga telajang bulat, ia duduk di tepi tempat tidur mengamati tubuh gurunya itu. Ia kemudian duduk mendekat, tangannya meraba-raba liang vagina Vera, kemudian dipermainkannya pentil kelentit gurunya itu.”mm capek…, mm”, bibir Vera mendesah saat pentilnya dipermainkan. Sebenarnya ia sangat lelah, tapi perasaan terangsang yang ada di dalam dirinya mulai muncul lagi. Dibukanya kakinya lebar-lebar sehingga memberikan kemudahan bagi Rian untuk memainkan clitorisnya.”Rezz aahh”, Tubuh Vera bergetar, menggelinjang-gelinjang saat Rian mempercepat permainan tangannya.”Bu…, balik…, Rian pengin nih””Nakal kamu ahh”, dengan tersenyum nakal, Vera bangkit dan menungging. Tangannya memegang kayu dipan tempat tidurnya. Matanya terpejam menanti sodokan penis Rian. Rian meraih payudara Vera dari belakang dan mencengkeramya dengan keras saat ia menyodokkan penisnya yang sudah tegang”Adduuhh…, owwmm”, Vera mengaduh kemudian menggigit bibirnya, saat lubang vaginannya yang telah licin melebar karena desakan penis Rian.”Bu Vera nikmat lho vagina Ibu…, ketat”, Rian memuji sambil menggoyang-goyangkan pinggulnya.”mm…, aahh…, ahh…, ahhkk”, Vera tidak bisa bertahan untuk hanya mendesah. Ia berteriak lirih seiring gerakan Rian. Badannya digerakkannya untuk mengimbangi serangan Rian. Kenikmatan ia peroleh juga dari remasan muridnya itu.”Ayoo…, aahh.., ahh… Mm.., buat Ibu keluuaa.. Rr lagi…”. Gerakan Vera makin cepat menerima sodokan Rian.
Tangan Rian beralih memegangi tubuh Vera, diangkatnya gurunya itu sehingga posisinya tidak lagi “doggy style”, melainkan kini Vera menduduki penisnya dengan membelakangi dirinya. Rian kini telentang di tempat tidur yang acak-acakan dan penuh oleh mani yang mengering.”Ooww..”, Teriakan Vera terdengar keras saat ia tidak bisa lagi menahan orgasmenya. Tangannya mencengkeram tangan Rian, kepalanya mendongak menikmati kenikmatan yang menjalar ke seluruh tubuhnya. Sementara Rian sendiri tetap menusuk-nusukkan penisnya ke vagina Vera yang makin becek.”Ayoo…, makin dalam dalamm”.”Ahh.., aahh…, aahh..”, Rianpun mulai berteriak-teriak.”Mau kelluuaarr”Vera sekali lagi memejamkan matanya, saat mani Rian menyemprot dalam liang vaginanya. Vera kemudian ambruk menindih tubuh Rian yang basah oleh keringat. Sementara diantara kaki-kaki mereka mengalir cairan hangat hasil kenikmatan mereka.”Bu Vera…, sungguh luar biasa, Coba kalau Anton ada disini sekarang”.”mm memangnya kamu mau apa”, Vera kemudian merebahkan dirinya di samping Rian. Tangannya mengusap-usap puting Rian.”Kita bisa main bertiga, pasti lebih nikmat..”Vera tidak bisa menjawab komentar Rian, sementara perasaannya dipenuhi kebingungan. Poker online terbesar di Indonesia
Akhirnya hari kelulusan murid klas 3 sampai juga. Dengan demikian Vera harus berpisah dengan kedua murid yang disayanginya, terlebih lagi ketika ia harus pindah ke kota lain untuk menempati pos baru di Kanwil. Karenanya ia memanggil Anton untuk datang ke rumahnya untuk memberitahukan perihal kepindahannya.Ketika seputar Indonesia mulai ditayangkan, Anton muncul. Ia langsung dipersilakan duduk.”Bu, Anton kangen lho”.”Iya deh…, nanti. Gini, Ibu bulan depan pindah ke kota B, soalnya akan dinaikkan pangkatnya. Jadi…, jadi…, Ibu ingin malam ini malam terakhir kita”, mata Vera berkaca-kaca ketika mengucapkan itu.”…………..”, Anton tidak bisa menjawab. Ia kaget mendengar berita itu. Baginya Vera merupakan segalanya, terlebih lagi ia telah mendapatkan pelajaran berharga dari gurunya itu.”Tapi Anton masih boleh berkirim surat kan?”.Vera bisa sedikit tersenyum melihat muridnya tabah, “Iya…, boleh…, boleh”.”Minum dulu Nto, ada es teh di meja makan. Kalau sudah nonton VCD di kamar yaa”, Vera mengerling nakal ke muridnya sambil beranjak ke kamar. Di kamar ia mengganti pakaiannya dengan kimono kegemarannya, melepas BH, menghidupkan AC dan tentu saja menyetel VCD ‘Kamasutra-nya Penthouse”. Lalu ia tengkurap di tempat tidur sambil menonton TV.
Diluar Anton meminum es teh yang disediakan Vera dan membiarkan pintu depan tidak terkunci. Ia mempunyai rencana yang telah disusun rapi.Lalu Anton menyusul Vera ke kamar tidur. Begitu pintu dibuka ia melihat gurunya tengkurap menonton VCD dengan dibalut kimono merah tipis, lekuk tubuhnya jelas terlihat. Rambutnya yang panjang tergerai di punggungnya bagai gadis iklan shampo Pantene.”Ganti pakaian itu Nto..”, Vera menunjuk celana pendek dan kaos tipis yang terlipat rapi di meja riasnya.
Ketika Anton sedang mencopot celananya Vera sempat melihat penis pemuda itu menyembul di balik CD GT Man-nya. Setelah selesai Anton juga tengkurap di samping Vera.”Sudah liat film ini belum? Bagus lho untuk info posisi-posisi ngesex”.”Belum tuh…”, Mata Anton tertuju pada posisi dimana si wanita berdiri memegang pohon sementara si pria memasukkan penisnya dari belakang, sambil meremas-remas payudara partnernya.”mm…, itu posisi fave saya. Kalau kamu suka nanti CD itu bisa kamu ambil”.”Thanx..”, Anton kemudian mengecup pipi gurunya.
Adegan demi adegan terus bergulir, suasana pun menjadi semakin panas. Vera kini tengkurap dengan tidak lagi mengenakan selembar benangpun. Demikian pula Anton. Anton kemudian duduk di sebelah gurunya itu, dibelainya rambut Vera dengan lembut, kemudian disibakkannya ke sebelah kiri. Bibir Anton kemudian menciumi tengkuk Vera, dijilatinya rambut-rambut halus yang tumbuh lebat.”aahh…”Setelah puas, Anton kemudian memberi isyarat pada Vera agar duduk di pangkuannya.”Bu, biar Anton yang puasin ibu malam ini…”, Bisik Anton di telinga Vera. Vera yang telah duduk di pangkuan Anton pasrah saja saat kedua tangan muridnya meremas-remas payudaranya yang liat. Kemudian ia menjerit lirih saat puting susunya mendapat remasan.”Akhh…”, Vera memejamkan matanya.”Anton…, jilatin vagina ibu…”
Anton kemudian merebahkan Vera, dibukanya kaki gurunya itu lebar-lebar, kemudian dengan perlahan ia mulai menjilati vagina gurunya. Bau khas dari vagina yang telah basah oleh gairah itu membuat Anton kian bernafsu.”oohh…, teruss…, teruuss…”, Vera bergetar merasakan kenikmatan itu. Tangannya membimbing tangan Anton dalam meremasi susunya. Memberikan kenikmatan ganda.”Jilatin…, pentil itu…, oohohh”, Bagai dikomando Anton menjilati pentil clitoris Vera, dengan penuh semangat.”Aduuhh….. Oohh…oohh…hh.. Hh…..””Anton…, massuukk”.
Kaki Vera kemudian disampirkannya ke pundak, dan dengan cepat disodokkannya penisnya ke vagina Vera yang becek.”mm…”, Vera menggigit bibirnya. Meskipun lubang vaginanya telah licin, namun penis yang besar itu tetap saja agak kesulitan menerobos masuk.”Uuhh…, masih susah juga ya Bu…”, Anton sambil meringis memaju mundurkan penisnya. Ia merasakan penisnya bagai diremas-remas oleh tangan yang sangat halus saat di dalam. Tangan Vera mempermainkan puting Anton. Dengan gemas dicubitnya hingga Anton berteriak.”Uhh…, nakal, Ini balasannya!”, sodokan Anton makin keras, lebih keras dari saat ia memasukkan penisnya.”aa…”.
Tiba-tiba pintu kamar tebuka! Spontan Vera terkejut, tapi tidak bagi Anton. Rian sudah berdiri di muka pintu, senjatanya telah tegak berdiri.”mm…, hot juga permainan Ibu dengan Dia, boleh saya bergabung?”, Rian kemudian berjalan mendekati mereka. Vera yang hendak berdiri ditahan oleh Anton, yang tetap menjaga penisnya di dalam vagina Vera.”Nikmati saja…”Rian kemudian mengangkangi Vera, penisnya berada tepat di mukanya.”Isap… Ayoo”, sambil memasukkan penisnya. Saat itu pula Anton menghentakkan gerakannya. Saat Vera berteriak, saat itu pula penis Rian masuk.”Ahh…, nikmat..”, Vera merem-melek menghisap-hisap penis muridnya, sementara Anton dengan puas menggarap vaginanya.”uufff…, jilatin…, jilatt”, tangan Rian memegangi kepala Vera, agar semakin dalam saja mengisap penisnya.
Posisi itu tetap bertahan hingga akhirnya Anton keluar duluan. Maninya menyemprot dengan leluasa di lubang vagina gurunya yang cantik. Sementara Rian tetap mengerang-erang sambil medorong-dorong kepala Vera.Setelah Anton mengeluarkan penisnya dari vagina Vera, “Berdiri menghadap tembok Bu!”Vera masih kelelahan. Ia telah orgasme pula saat Anton keluar, namun ia tidak bisa teriak karena ada penis di mulutnya. Saat ia berdiri dengan tangan di tembok menahan tubuhnya, mani Anton menetes ke lantai.”mm…, Nto…, liat tuh punya kamu..”, seru Rian sambil tertawa. Ia kemudian menempelkan tubuhnya ke Vera. Penisnya tepat berada di antara kedua pantat Vera.”Nih Bu rasakan punya Rian juga ya”. Poker online terbesar di Indonesia
Anton dengan santai menyaksikan temannya menggarap gurunya dari belakang. Tangan Rian memegangi pinggang Vera saat ia menyodok-nyodokkan penisnya keluar masuk dengan cepat. Saat Vera merintih-rintih menikmati permainan mereka, Anton merasakan penisnya tegang lagi. Ia tidak tahan melihat pemandangan yang sangat erotik sekali.Kedua insan itu saling mengaduh, mendesah, dan berteriak lirih seiring kenikmatan yang mereka berikan dan rasakan.”ooww…”, Tubuh Vera yang disangga Rian menegang, kemudian lemas. Anton menduga mereka berdua telah sampai di puncak kenikmatan. Timbul isengnya, ia kemudian mendekati mereka dan menyusup diantara Vera dan tembok. Dipindahkannya tangan Vera ke pundaknya, dan penisnya menggantikan posisi milik Rian.”Anton…”, Lagi-lagi Vera mendesah saat penis Anton masuk dan pinggulnya didorong oleh Rian dari belakang.”Ahh.. Ahh…. Dorongg…dorongg………….””aa.. Aa… Aa”.”oohhkk…, kk…, kk..”, Vera berteriak keras sekali, saat dorongan Rian sangat keras menekan pinggulnya. penis Anton amblas hingga mencapai pangkalnya masuk ke vagina Vera. Saat itu pula ia merasakan penis yang berdenyut-denyut itu melepaskan muatannya untuk kedua kali.

Labels:

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home