Wednesday, November 6, 2019

Ngeseks Dengan Client Suamiku Di Lift Pernikahan Sahabatku

Related imageAku mempunyai pengalaman seks dan ingin kubagikan kepada para pembaca. Kisah ini terjadi beberapa waktu yang lalu, dimana aku sudah mempunyai seorang suami yang sampai sekarang masih tetap hidup rukun. Pengalaman seksku ini bukan pengalaman yang terjadi di antara aku dan suamiku, melainkan karena keadaan dimana aku terangsang oleh kehadiran seorang pria yang membuatku terpaksa untuk melakukannya. Dimulai dengan kejadian undangan pesta pernikahan kawanku. Poker online terbesar di Indonesia

“Kringggg… kringggg…” dering telpon rumahku berbunyi.
“Hallo…” sapaku, rupanya teman SMA-ku sebut saja Lena yang menelepon.
“Kamu pasti datang kan Ren?” tanya Lena.
“Tentu saja aku datang, undangannya sudah kuterima kemarin sore kok.” jawabku.
Setelah berbincang sejenak maka telpon kututup. Maklumlah aku adalah seorang wanita karier, jadi karena jadwalku yang padat sering kali aku banyak tidak menghadiri acara-acara pernikahan teman-temanku yang lain. Namun kali ini yang menikah adalah Lena sahabat baikku, jadi mau tidak mau aku harus menyempatkan diri untuk menghadirinya.

Pagi ini setelah bertemu dengan client, handphone-ku berbunyi lagi. Rupanya Lena lagi yang menelpon memastikan aku untuk datang besok ke pernikahannya, sekalian juga mengundang untuk acara widodaren malam ini. Namun aku lupa telah berjanji untuk menemani suamiku bertemu dengan client-nya untuk acara dinner malam ini. Jadi aku meminta maaf kepada Lena dan aku berjanji kalau besok pada hari H-nya aku akan datang ke pernikahannya.

Malamnya, aku menemani suamiku untuk dinner dengan client-nya di salah satu hotel berbintang lima di kotaku. Kami memesan tempat terlebih dahulu dan memberitahukan kepada pelayan jika nanti ada yang mencari suamiku harap diantarkan ke tempat kami. Memang hampir semua pelayan disana telah banyak mengenal kami. Karena memang tidak jarang suamiku mengajak client-nya untuk Dinner di sana, tentunya untuk berurusan bisnis. Poker online terbesar di Indonesia

Kira kira 15 menit kemudian, datang seorang Lelaki yang umurnya rasanya tidak berbeda jauh dengan suamiku, dia didampingi dengan seorang wanita yang sangat anggun, meskipun parasnya tidak begitu cantik. Suamiku pun bangkit berdiri dan memperkenalkan diriku kepada mereka berdua. Rupanya lelaki itu bernama Soni dan istrinya Ferren. Mereka pun duduk berdampingan bersebrangan dengan suamiku. Tidak lama kemudian, suamiku dan Soni terlibat pembicaraan yang seru soal bisnis mereka. Sementara aku pun asik sendiri dengan Ferren berbincang dan bergosip. Namun kurasakan sesekali Soni sering mencuri pandang padaku. Maklum saja malam itu aku mengenakan baju berbelahan dada yang renda berwarna hitam yang tentunya sangat kontras dengan kulitku yang putih dan rambutku yang berwarna coklat kemerahan.

Dalam hati kecilku sebenarnya aku juga diam-diam mengagumi Soni. Badannya tinggi dan kekar serta penampilannya mempesona seolah memiliki kharisma tersendiri, ditambah lagi wajahnya yang tegas namun menunjukkan kesabaran serta sorot matanya yang tajam. Berbeda sekali dengan suamiku. Diam-diam ternyata aku juga sering memperhatikan Soni. Tidak terasa waktu menunjukkan pukul 21:00, Soni dan Ferren pun pamit kepada kami karena mereka sudah berjanji akan pergi bersama saudara Ferren yang kebetulan berulang tahun. Setelah membereskan pembayaran, aku dan suamiku pun pulang ke rumah.

Besoknya, seperti yang sudah di janjikan, aku pergi bersama suamiku ke pernikahan Lena. Benar-benar suatu pesta yang sangat meriah. Tamu yang diundang begitu banyak dan semua ornamen di dalam gedung serta keseluruhannya benar benar tertata dengan indahnya. Setelah hidangan utama keluar, aku permisi kepada suamiku hendak ke toilet. Ternyata Toilet di lantai atas dimana pesta berlangsung sangat penuh. Aku pun berinisiatif untuk turun ke lantai bawah sekalian hendak ke counter kue dengan maksud hendak membelikan kue untuk anakku.

Ketika menunggu lift, aku tersentak ada seorang lelaki menyapaku. Ternyata Soni, teman suamiku yang bertemu semalam. Dia mengatakan dia mau turun juga sebab dia merasa mobilnya belum di kunci begitu katanya. Kami pun bersama memasuki lift. Aku jadi serba salah karena lift itu kosong dan tinggal kami berdua saja. Apalagi ketika Soni mendekatiku dan mengatakan kalau penampilanku sangat cantik malam ini. Poker online terbesar di Indonesia

Malam itu aku mengenakan terusan berwarna merah menyala dengan bagian punggung terbuka, dan bagian depan hanya di ikatkan ke leherku. Jantungku berdegup makin kencang. Tidak munafik aku pun semalaman terbayang terus akan Soni. Suasana jadi hening di dalam lift. Soni mendekatiku dia mengatakan bahwa sejak kemarin dia pun selalu teringat akan diriku, bahkan ketika malamnya dia bercinta dengan istrinya pun dia membayangkan sedang bercinta denganku. Aku pun tersentak sekaligus senang aku hanya tersenyum saja.

Tiba-tiba tangan Soni menarik tanganku. Dia mendekati wajahku dan mencium pipiku dengan lembut. Aku tidak kuasa untuk menolaknya. Lalu tiba-tiba Soni berjalan ke tombol lift dan dia memencet tombol lift hingga lift-nya pun berhenti. Aku menjadi serba salah, dalam hati aku sangat takut, tetapi aku juga diam -diam sangat menginginkan semuanya terjadi. Lalu Soni mendekatiku lagi, dia mencium bibirku dengan lembut. Nafasku semakin tidak teratur, aku pun tidak kuasa menolaknya. Kami pun melakukan french kiss dengan hebatnya. Tangan Surya perlahan meraih belakang leherku dan menarik tali pengikat bajuku, rupanya dia berusaha membuka pakaian pestaku yang dirasakannya menghalangi pemandangan indah yang sudah dinanti-nantikannya. Aku pun tersentak, tetapi dia membungkam mulutku lagi dengan ciuman -ciumannya, aku hanya bisa mengikuti permainan ini sambil mendesah menghayati kenikmatannya.

Perlahan ciuman Soni turun ke leherku Sambil tangannya sudah megusap dan meremas -remas buah dadaku.
“Uhhh…” desahku karena begitu nikmat usapannya, begitu lembut namun kuat.
Kemudian tanpa kusadari Soni telah menghisap buah dadaku yang sebelah kiri sambil tangan kanannya meremas-remas pelan ke buah dadaku yang sebelah kanan. Dihisapnya dan dijilatinya putingku yang sudah mengeras. Dipermainkannya putingku dengan lidahnya yang nakal.
“Uuuhhh…” aku tidak tahan rasanya.
Kuremas-remas rambut Soni, “Uuuhhh… Sonnn…” aku tidak tahan, “Uuuhhh…”
Lalu Soni menarik tanganku ke arah ikat pinggangnya. Langsung kutarik ikat pinggangnya dan kulepaskan pengail dan resletingnya. Soni pun melorotkan celananya, lalu dia menyibakkan rokku hingga pahaku yang putih dan mulus terlihat dengan jelas. Sekilas kulihat batang kemaluan Soni telah berdiri dengan tegaknya. Poker online terbesar di Indonesia

Soni  menatapku dalam -dalam, kemudian menciumku dari bibirku kemudian turun ke buah
dadaku.
Dan tiba-tiba, “Blesss… aaaccchhh…”
Lubang kemaluanku terasa hangat, “Uuuhhhh… Sonn… nakal kamu…”
Soni hanya tersenyum saja. Dia lalu menggoyangkan batang kemaluannya keluar masuk keluar
masuk, makin lama semakin cepat.
“Uuuhhh Sonn… nikmatt sekalii… uuuhhh…” aku merintih merasakan nikmat yang tidak terkira.
Goyangan yang dilakukan Soni makin lama semakin cepat… makin cepat… tubuhku tidak kuasa
menerima hujaman batang kemaluannya yang begitu dahsyat. Kurasakan sangat penuh di dalam lubangku.

“Aacchhh… Sonn… aku tak tahan lagi… uuhhh…” desahku kepadanya karena merasakan kenikmatan yang belum pernah kurasakan sebelumnya.
“Tahan sayang… kita keluar sama-sama…” katanya mencoba mengatur tempo permainan kami. Soni pun menggoyangkan pinggulnya semakin cepat. Soni melakukan gerakan keluar masuk berulang-ulang sambil sesekali pinggulnya diputar-putar untuk menambahkan kenikmatan bersenggama.
“Aacchhh… nikmat sekali…” desahku kepadanya yang kali ini diikuti dengan tercapainya orgasmeku.

Goyangan pinggulnya yang mendesakku hingga terhimpit dipojokan lift semakin menggebu-gebu dengan gerakan keluar masuk yang semakin lama semakin cepat. Iramanya pun semakin tidak beraturan karena kami melakukan dengan posisi berdiri dan aku bersandar pada pojokan dinding lift.
“Aaacchhh…” tubuhku menegang, kepalaku tetarik ke belakang dan, “Crooottt… crooottt… crooottt…” kurasakan air mani Soni menyemprot ke dalam rahimku.
Tubuhnya menegang sambil merapat ke tubuhku, nafasnya terengah-engah menikmati permainan yang baru saja kami lalui dengan wktu dan tempo yang cepat.
“Uuuhhh…” desahku terkahir kali menghayati permainan seks kami.
Soni menciumi bibirku kembali, kami melakukan french kiss sejenak, kemudian dengan cepat membereskan pakaian kami kembali yang berantakan karena terburu -buru melepaskannya tadi.

Setelah saling membetulkan pakaian, Soni pun menekan tombol lift kembali dan kami meluncur langsung naik ke atas, kali ini kembali ke tempat pesta berlangsung. Rupanya Soni memang tidak bermaksud turun, dia segera berlari ke lift ketika dia melihatku berjalan keluar ruangan. Setelah saling menukar nomer telpon, kami pun berpisah. Sambil masuk ke ruangan, Soni mengerlingkan mata nakalnya kepadaku, aku hanya membalasnya dengan senyuman saja. Ketika aku kembali ke tempat duduk, suamiku bertanya kenapa aku lama. Aku bilang saja bertemu dengan teman lama dan sempat mengobrol dengannya sejenak.

Dan tidak lama kemudian, acara pun diakhiri dengan foto bersama pengantin. Setelah memberi selamat kepada Lena, aku dan suamiku pun pulang ke rumah. Malamnya, aku banyak tersenyum-senyum sendiri karena masih mengingat kejadian yang begitu indah dan menggairahkan bersama dengan Soni di lift tadi. Poker online terbesar di Indonesia

Labels: ,

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home